A. Aliran Ahmadiyah
Ø Sisi Positifnya: -
Ø Sisi Negatifnya:
- Ahmadiyah terlalu banyak mengada-ngada, bahkan Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai “nabi”.
- Banyak melakukan pembajakan dari ayat-ayat Al-qur’an untuk dijadikannya bagian dari kitab “suci” mereka yang bernama Tadzkirah.
- Anggapan mereka yang menyatakan bahwa Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai haruslah 26, yaitu setelah nabi Muhammad SAW masih ada lagi Nabi Mirza Ghulam Ahmad.[1]
- Terlalu banyak melakukan perubahan terhadap apa yang telah ditetapkan oleh umat islam dunia. Misalnya tentang Bulan dan Tahun islam. Umat islam diseluruh dunia meyakini bahwa bulan islam adalah dari Muharram sampai dengan Zulhijjah, dengan tahun islam adalah Hijriah. Sedangkan Ahmadiyah membuat nama bulan sendiri (ciptaan sendiri), yaitu Suluh, Tabligh, Aman, Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa’a, Zuhur, Tabuuk, Ikhfa’, Nubuwwah, dan Fattah. Dimana dengan tahun HS.
B. Alairan Matiridiyah
Ø Sisi Positifnya:
- Aliran ini termasuk ke dalam Ahlus sunnah wal Jama’ah, dimana berpedoman kepada Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
- Mereka menyatakan, bahwa akal dapat mengetahui baik ataupu tidaknya suatu hal, sehingga manusia harus dapat memikirkan sebelum bertindak.
- Orang yang berdosa besar masih tetap mukmin, dan soal dosa besarnya akan ditentukan Tuhan kelak di akhirat.[2]
- Tuhan tidaklah mempunyai sifat-sifat jasmani. Ayat-ayatu Al-qur’an yang menggambarkan Tuhan mempunyai sifat-sifat jasmani, bukan berarti Tuhan mempunyai anggota badan.[3]
- Tuhan akan memberikan upah ataupun hukuman kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.[4]
Ø Sisi Negatifnya:
- Al-Bazdawi menyatakan bahwa iman tidak dapat berkurang, tetapi bias bertambah dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan. Al-Bazdawi menegaskan hal tersebut dengan membuat analogi bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan berfungsi sebagai bayangan dari iman. Jika bayangan itu hilang, esensi yang digambarkan oleh bayangan itu tidak akan berkurang.[5]
C. Aliran Khawarij
Ø Sisi Positifnya:
- Baik buruknya perbuatan manusia timbul dari kemauan dan kekuasaan manusia itu sendiri.
- Kaum Khawarij pada umumnya terdiri dari orsng-orang Arab Badawi. Hidup di
Ø Sisi Negatifnya:
- Aliran ini menganggap bahwa Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari, Pasukan Perang Jamal yang melawan Ali bahkan Ali sendiri semua’a kafir.
- Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.
- Mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula.[6]
- Mereka menganggap bahwa jiwa seorang Yahudi dan Majusi masih lebih berharga dibandingkan dengan jiwa seorang muslim, sehingga merisaukan hati umat Islam.[7]
D. Aliran Murji’ah
Ø Sisi Positifnya:
- Orang yang berdosa besar bukanlah kafir, dan tidak kekal dalam neraka. Orang demikian adalah mukmin dan akhirnya akan masuk surga.
Ø Sisi Negatifnya:
- Perkataan yang dilontarkan oleh Yunusiah dan Ubaidiyah, yaitu pernyataan yang mengatakan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak Iman seseorang.
- Shalat bukan lah ibadah kepada Allah, yang disebut dengan ibadah adalah iman kepada-Nya dalam arti mengetahui Tuhan. begitu pula zakat, puasa dan haji bukan lah ibadah, melainkan sekedar menggamarkan kepatuhan.
- Pandangan kelompok Jahm bin Shafwan dan para pengikutnya, bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah menjadi kafir karena iman dan kufur itu bertempat di hati bukan bagian lain dalam tubuh manusia.[8]
- Pelaku dosa besar tetap mukmin, tidak kafir dan tidak pula kekal dalam neraka (Murji’ah moderat). Padahal kita tau, kalau posisi manusia ada dua, yaitu mukmin dan kafir.
E. Aliran Mu’tazillah
Ø Sisi Positifnya:
- Manusia bebas untuk menentukan pilihan perbuatannya, baik atau buruk. Tuhan hanya menyuruh dan menghendaki yang baik, bukan yang buruk.
- Mukmin yang melakukan dosa besar dan belum bertaubat bukan mukmin atau kafir, tetapi fasik.
- Aliran Mu’tazillah tidak menyepelekan masalah dosa atau pun kecil. Ini bermaksud agar manusia dapat mempertimbangkan segala sesuatunya.
Ø Sisi Negatifnya:
- Mu’tazillah melakukan kekerasan untuk mewujudkan ajarannya bila diperlukan. Sejarah pun telah mencatat kekerasan yang pernah dilakukannya ketika menyiarkan ajaran-ajarannya.[9]
- Kaum Mu’tazillah sangat percaya pada akal, apa yang akal pikirkan semuanya baik, walau itu melanggar syariat. Dan mereka percaya, bahwa apa yang dikatakan oleh akal itu semua baik, dan akan mendapat pahala atas perbuatannya.
F. Aliran Asy-‘ariyah
Ø Sisi positifnya:
- Pendapat Al-Asy’ari yang mengatakan bahwa sifat-sifat Allah itu unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat manusia yang tampaknya mirip.
- Asy-‘ariah membedakan antara khalid dan kasb. Menurutnya, Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia yang mengupayakannya.
- Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru’yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana Ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.
- Masalah dosa besar, aliran ini beranggapan bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufr.
Ø Sisi Negatif:
- Dalam paham Asy’ari, manusia ditempatkan pada posisi lemah. Ia diibaratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Oleh karena itu, aliran ini lebih dekat dengan pafam Jabariyah dari paham Mu’tazilah. Untuk menjelaskan dasar pijakannya, Asy’ari, pendiri aliran ini, memakai teori al-kasb. Dimana sesuatu itu terjadi dengan perantara daya yang diciptakan, sehingga menjadi perolehan bagi muktasib yang memperoleh kasab untuk melakukan perbuatan. Sebagai konsekuensi dari teori kasb ini, manusia kehilangan keaktifan, sehingga manusia bersikap pasif dalam perbuatan-perbuatannya.
G. Aliran Jabariyah
Ø Sisi Positifnya:
- Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik. Tetapi manusia mempunyai peranan di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasab. Menurut paham kasab, manusia tidaklah majbur (dipaksa oleh Tuhan), tidak seperti wayang yang dimainkan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan.[10]
Ø Sisi Negatifnya:
- Segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendak sendiri, tetapi perbuatan mencuri itu timbul karena qada dan qadar Tuhan yang menghendaki demikian.[11]
[1] Djamaluddin, Amin M.. Ahmadiyah dan Pembajakan Al-qur’an.
[2] Nasution Harun, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 77
[3] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm:178
[4] Pernyataan Maturidiyah
[5] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm:151
[6] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 51
[7] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 55
[8] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 61
[9] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 87
[10] Pendapat Jabariyah Moderat
[11] Pendapat Jabariyah Ekstrim