ILMU KALAM

A. Aliran Ahmadiyah

Ø Sisi Positifnya: -

Ø Sisi Negatifnya:

- Ahmadiyah terlalu banyak mengada-ngada, bahkan Mirza Ghulam Ahmad dianggap sebagai “nabi”.

- Banyak melakukan pembajakan dari ayat-ayat Al-qur’an untuk dijadikannya bagian dari kitab “suci” mereka yang bernama Tadzkirah.

- Anggapan mereka yang menyatakan bahwa Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai haruslah 26, yaitu setelah nabi Muhammad SAW masih ada lagi Nabi Mirza Ghulam Ahmad.[1]

- Terlalu banyak melakukan perubahan terhadap apa yang telah ditetapkan oleh umat islam dunia. Misalnya tentang Bulan dan Tahun islam. Umat islam diseluruh dunia meyakini bahwa bulan islam adalah dari Muharram sampai dengan Zulhijjah, dengan tahun islam adalah Hijriah. Sedangkan Ahmadiyah membuat nama bulan sendiri (ciptaan sendiri), yaitu Suluh, Tabligh, Aman, Syahadah, Hijrah, Ikhsan, Wafa’a, Zuhur, Tabuuk, Ikhfa’, Nubuwwah, dan Fattah. Dimana dengan tahun HS.

B. Alairan Matiridiyah

Ø Sisi Positifnya:

- Aliran ini termasuk ke dalam Ahlus sunnah wal Jama’ah, dimana berpedoman kepada Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

- Mereka menyatakan, bahwa akal dapat mengetahui baik ataupu tidaknya suatu hal, sehingga manusia harus dapat memikirkan sebelum bertindak.

- Orang yang berdosa besar masih tetap mukmin, dan soal dosa besarnya akan ditentukan Tuhan kelak di akhirat.[2]

- Tuhan tidaklah mempunyai sifat-sifat jasmani. Ayat-ayatu Al-qur’an yang menggambarkan Tuhan mempunyai sifat-sifat jasmani, bukan berarti Tuhan mempunyai anggota badan.[3]

- Tuhan akan memberikan upah ataupun hukuman kepada manusia sesuai dengan perbuatannya.[4]

Ø Sisi Negatifnya:

- Al-Bazdawi menyatakan bahwa iman tidak dapat berkurang, tetapi bias bertambah dengan adanya ibadah-ibadah yang dilakukan. Al-Bazdawi menegaskan hal tersebut dengan membuat analogi bahwa ibadah-ibadah yang dilakukan berfungsi sebagai bayangan dari iman. Jika bayangan itu hilang, esensi yang digambarkan oleh bayangan itu tidak akan berkurang.[5]

C. Aliran Khawarij

Ø Sisi Positifnya:

- Baik buruknya perbuatan manusia timbul dari kemauan dan kekuasaan manusia itu sendiri.

- Kaum Khawarij pada umumnya terdiri dari orsng-orang Arab Badawi. Hidup di padang pasir yang serba tandus membuat mereka bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikiran.

Ø Sisi Negatifnya:

- Aliran ini menganggap bahwa Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari, Pasukan Perang Jamal yang melawan Ali bahkan Ali sendiri semua’a kafir.

- Seseorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.

- Mereka menganggap bahwa seorang muslim dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah dianggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapkan pula.[6]

- Mereka menganggap bahwa jiwa seorang Yahudi dan Majusi masih lebih berharga dibandingkan dengan jiwa seorang muslim, sehingga merisaukan hati umat Islam.[7]

D. Aliran Murji’ah

Ø Sisi Positifnya:

- Orang yang berdosa besar bukanlah kafir, dan tidak kekal dalam neraka. Orang demikian adalah mukmin dan akhirnya akan masuk surga.

Ø Sisi Negatifnya:

- Perkataan yang dilontarkan oleh Yunusiah dan Ubaidiyah, yaitu pernyataan yang mengatakan bahwa melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak Iman seseorang.

- Shalat bukan lah ibadah kepada Allah, yang disebut dengan ibadah adalah iman kepada-Nya dalam arti mengetahui Tuhan. begitu pula zakat, puasa dan haji bukan lah ibadah, melainkan sekedar menggamarkan kepatuhan.

- Pandangan kelompok Jahm bin Shafwan dan para pengikutnya, bahwa orang yang percaya kepada Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan, tidaklah menjadi kafir karena iman dan kufur itu bertempat di hati bukan bagian lain dalam tubuh manusia.[8]

- Pelaku dosa besar tetap mukmin, tidak kafir dan tidak pula kekal dalam neraka (Murji’ah moderat). Padahal kita tau, kalau posisi manusia ada dua, yaitu mukmin dan kafir.

E. Aliran Mu’tazillah

Ø Sisi Positifnya:

- Manusia bebas untuk menentukan pilihan perbuatannya, baik atau buruk. Tuhan hanya menyuruh dan menghendaki yang baik, bukan yang buruk.

- Mukmin yang melakukan dosa besar dan belum bertaubat bukan mukmin atau kafir, tetapi fasik.

- Aliran Mu’tazillah tidak menyepelekan masalah dosa atau pun kecil. Ini bermaksud agar manusia dapat mempertimbangkan segala sesuatunya.

Ø Sisi Negatifnya:

- Mu’tazillah melakukan kekerasan untuk mewujudkan ajarannya bila diperlukan. Sejarah pun telah mencatat kekerasan yang pernah dilakukannya ketika menyiarkan ajaran-ajarannya.[9]

- Kaum Mu’tazillah sangat percaya pada akal, apa yang akal pikirkan semuanya baik, walau itu melanggar syariat. Dan mereka percaya, bahwa apa yang dikatakan oleh akal itu semua baik, dan akan mendapat pahala atas perbuatannya.

F. Aliran Asy-‘ariyah

Ø Sisi positifnya:

- Pendapat Al-Asy’ari yang mengatakan bahwa sifat-sifat Allah itu unik sehingga tidak dapat dibandingkan dengan sifat-sifat manusia yang tampaknya mirip.

- Asy-‘ariah membedakan antara khalid dan kasb. Menurutnya, Allah adalah pencipta (khaliq) perbuatan manusia, sedangkan manusia yang mengupayakannya.

- Allah dapat dilihat di akhirat, tetapi tidak dapat digambarkan. Kemungkinan ru’yat dapat terjadi manakala Allah sendiri yang menyebabkan dapat dilihat atau bilamana Ia menciptakan kemampuan penglihatan manusia untuk melihat-Nya.

- Masalah dosa besar, aliran ini beranggapan bahwa orang mukmin yang melakukan dosa besar adalah mukmin yang fasik, sebab iman tidak mungkin hilang karena dosa selain kufr.

Ø Sisi Negatif:

- Dalam paham Asy’ari, manusia ditempatkan pada posisi lemah. Ia diibaratkan anak kecil yang tidak memiliki pilihan dalam hidupnya. Oleh karena itu, aliran ini lebih dekat dengan pafam Jabariyah dari paham Mu’tazilah. Untuk menjelaskan dasar pijakannya, Asy’ari, pendiri aliran ini, memakai teori al-kasb. Dimana sesuatu itu terjadi dengan perantara daya yang diciptakan, sehingga menjadi perolehan bagi muktasib yang memperoleh kasab untuk melakukan perbuatan. Sebagai konsekuensi dari teori kasb ini, manusia kehilangan keaktifan, sehingga manusia bersikap pasif dalam perbuatan-perbuatannya.

G. Aliran Jabariyah

Ø Sisi Positifnya:

- Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik. Tetapi manusia mempunyai peranan di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasab. Menurut paham kasab, manusia tidaklah majbur (dipaksa oleh Tuhan), tidak seperti wayang yang dimainkan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan.[10]

Ø Sisi Negatifnya:

- Segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendak sendiri, tetapi perbuatan mencuri itu timbul karena qada dan qadar Tuhan yang menghendaki demikian.[11]


[1] Djamaluddin, Amin M.. Ahmadiyah dan Pembajakan Al-qur’an. Jakarta: LPPI. 2005. hlm. 72

[2] Nasution Harun, Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 77

[3] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm:178

[4] Pernyataan Maturidiyah Samarkand.

[5] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm:151

[6] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 51

[7] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 55

[8] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 61

[9] Rojak, Abdul dan Rosihin Anwar. Ilmu Kalam. Badung: CV Pustaka Setia. hlm: 87

[10] Pendapat Jabariyah Moderat

[11] Pendapat Jabariyah Ekstrim

Sisi positif dan Negatif dari Aliran di Dalam Islam

1. KHAWARIJ

Kaum Khawarij terdiri atas pengikut-pengikut Ali Ibn Talib yang meninggalkan barisannya, karena tidak setuju dengan sikap Ali Ibn Talib dalam menerima arbitrase sebagai jalan untuk menyelesaikan persengketaan tentang khalifah dengan Mu’awiyah Ibn Abi Sufyan. Nama Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan kepada mereka karena mereka keluar dari barisan Ali.

Sisi Positif Khawarij:

- Dalam lapangan ketatanegaraan, mereka lebih bersifat demokratis, karena menurut mereka khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh ummat Islam. Yang berhak menjadi khalifah bukanlah anggota suku Quraisy saja, bahkan bukan hanya orang Arab, tetapi siapa saja yang sanggup asal orang Islam, sekalipun ia hamba sahaya yang berasal dari Afrika.

- Kaum Khawarij bersifat sederhana dalam cara hidup dan pemikirannya.

- Golongan al-Maimuniah, yang menganut paham qadariah beranggapan bahwa mereka semua perbuatan manusia, baik dan buruk timbul dari kemauan dan kekuasaan manusia itu sendiri.

Sisi Negatif Khawarij:

- Mereka menganggap Usman dan Ali bagi mereka telah menjadi kafir: demikian pula halnya dengan Mu’awiyyah, ‘Amr Ibn al-‘As, Abu Musa al-Asy’ari serta semua orang yang mereka anggap telah melanggar ajaran-ajaran Islam adalah kafir

- Sikap mereka yang terus-menerus mengadakan perlawanan terhadap penguasa-penguasa Islam dan umat Islam yang ada di zaman mereka.

- Mereka suka menggunakan kekerasan dan tak gentar mati

- Iman dan paham mereka merupakan iman dan paham orang yang sederhana dalam pemikiran lagi sempit akal serta fanatic ini membuat mereka tidak bias mentolerir penyimpangan terhadap ajaran Islam menurut paham mereka, walaupun dalam bentuk kecil

- Semua orang yang tidak sepaham dengan mereka adalah musyrik (al-Azariqah)[1].

2. MURJI’AH

Sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Khawarij, kaum Murji’ah pada mulanya juga ditimbulkan oleh persoalan politik, tegasnya persoalan khalifah yang membawa perpecahan di kalangan umat Islam setelah Usman Ibn Affan mati terbunuh.

Sisi Positif Murji’ah

- Orang Islam yang berdosa besar itu tetap mengakui, bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah Rasul-Nya. Dengan kata lain prang serupa tetap mengucapkan kedua syahadat yang menjadi dasar utama dari iman. Oleh karena itu orang berdosa besar menurut pendapat golongan ini tetap mukmin dan bukan kafir.

- Orang yang telah melakukan besar, tidak kekal dalam neraka, sehingga memberi harapan bagi yang berbuat dosa besar untuk menapatkan rahmat-Nya. Tetapi pelaku dosa besar tetap mendapat hukuman di dalam neraka sesuai dengan dosa yang dilakukannya.[2]

Sisi Negatif Murji’ah:

- Kaum Murji’ah berpendapat bahwa yang diutamakan itu adalah iman, sedangkan perbuatan ke beri kedudukan ke dua.

- Islam yang percaya pada tuhan dan kemudian menyatakan kekufuran secara lisan tidaklah menjadi kafir, karena iman dan kufr tempatnya di dalam hati, bukan dalam bagian lain dari tubuh manusia. Bahkan orang demikian juga tidak menjadi kafir, sungguhpun ia menyembah berhala, menjalankan ajaran-ajaran yahudi atau agama kristen dengan menyembah salib, menyatakan percaya pada trinity, dan kemudian mati. Orang demikian bagi allah tetap merupakan seorang mukmin yang sempurna imannya.[3]

- Dalam pengertian mereka, sembahyang tidaklah merupakan ibadat kepada Allah, karena yang disebut ibadat ialah iman kepadanya dalam arti mengetahui Tuhan.

3. MU’TAZILAH

Kaum Mu’azilah adalah golongan yang membawa persoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan Murji’ah. Dalam pembahasan, mereka banyak memakai akal sehingga mereka mendapat nama “kaum Rasionalis Islam.”

Sisi Positif Mu’tazilah:

- Menurut ajaran ini, orang yang berdosa besar bukan lah kafir, sebagai disebut Khawarij, dan bukan pula mukmin sebagai dikatakan Murji’a, tetapi fasiq yang menduduki posisi diantara posisi mukmin dan posisi kafir. Kata mukmin, dalam pendapat Wasil, merupakan sifat baik dan nama pujian yang tak dapat diberikan kepada fasiq, dengan dosa besar. Tetapi predikat kafir tak pula dapat diberikan kepadanya, karena dibalik dosa besar, ia masih mengucapkat syahadat dan mengerjakan perbuatan-perbuatan baik.

- Ajaran Wasil yang ketiga mengambil bentuk peniadaan sifat-sifat Tuhan dalam arti bahwa apa-apa yang disebut sifat Tuhan sebenarnya bukanlah sifat yang mempunyai wujud tersendiri di luar zat. Tuhan, tetapi sifat yang merupakan esensi Tuhan.[4]

- Abu al-Huzail berpendapat bahwa manusia dengan mempergunakan akalnya, dapat dan wajib mengetahui Tuhan. Oleh karena itu, kalau manusia itu lalai dalam mengetahui Tuhan, ia wajib diberi ganjaran. Manusia juga mengetahui baik dan buruknya suatu perbuatan. Jadi manusia wajib mengerjakan perbuatan-perbuatan baik dan menjauhi semua perbuatan yang tidak baik atau perbuatan-perbuatan yang dilarang.

Sisi Negatif Mu’tazilah:

- Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa al_qur’an yang dalam istolah teologi disebut Kalam Allah, bukan qadim atau kekal, tetapi hadits dalam arti baru dan diciptakan Tuhan. Al-Nazzam memberi penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan kalam atau sabda Tuhan. Kalam adalah suara yang tersusun dari huruf-huruf dan dapat didengar. Suara bersifat baru, bukan bersifat kekal dan adalah ciptaan Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan kaum Mu’tazilah dengan al-qur’an diciptakan dan bukan kekal.

- Kaum Mu’tazilah berpendapat, bahwa kebaikan maupun larangannya cukup dengan seruan, atau bila perlu dengan kekerasan. Sejarah telah membuktikan, kaum Mu’tazilah dalam menyebarkan ajrannya pernah melakukan kekerasan.

4. ASY’ARIYAH

Aliran Al-Asy’ariyah dibentuk oleh Abu Al-Hasan ‘Ali Ibn Isma’il Al-Asy’ari yang lahir di Basrah pada tahun 873 Masehi dan wafat pada tahun 935 Masehi. Beliau masih keturunan Abu Musa Al-Asy’ari, seorang duta perantara dalam perseteruan pasukan Ali dan Mu’awiyah. Sejak kecil ia berguru pada syech Al-Jubba’i seorang tokoh mu’tazilah yang sangat terkenal. Ia adalah murid yang cerdas dan ia menjadi kebanggaan gurunya dan seringkali ia mewakili gurunya untuk acara bedah ilmu dan diskusi. Dengan ilmu ke-mu’tazilahannya, ia gencar menyebar luaskan paham mu’tazilah dengan karya-karya tulisnya. Karena tidak sepaham dengan gurunya dan ketidak puasannya terhadap aliran Mu’tazilah, walaupun ia sudah menganut paham Mu’tazilah selama 40 tahun, maka ia membentuk aliran yang dikenal dengan namanya sendiri pada tahun 300 Hijriyah.

Sisi Positif Asy’ariyah:

- Tuhan dapat dilihat di akhirat, demikian pendapat al-Asyari. Di antara alasan-alasan yang dikemukakannya, ialah bahwa sifat-sifat yang tak dapat diberikan kepada Tuhan hanyalah sifat yang akan membawa kepada arti diciptakannya Tuhan. Dengan demikian kalau dikatakan Tuhan dapat dilihat, itu tidak mesti berarti Tuhan harus bersifat diciptakan.

Sisi Negatif Asy’ariyah:

- Anggapan yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar apabila ia meninggal dan tidak sempat bertobat, hal itu bergantung pada kebijakan Tuhan Yang Maha Berkehendak Mutlak. Tuhan dapat saja mengampuni dosanya atau pelaku dosa besar itu mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW. sehingga terbebas dari siksaan neraka atau kebalikannya, yaitu Tuhan memberi siksaan neraka sesuai dengan ukuran dosa yang diperbuatnya

5. MATURIDIYAH

Abu Manshur Muhammad ibn Muhammad ibn Mahmud Al-Maturidi.[5] Ia dilahirkan di sebuah kota kecil di daerah Samarkan yang bernama Maturid, di wilayah Temsoxiana di Asia Tengah, daerah yang sekarang disebut Uzbekistan. Tahun kelahirannya tidak diketahui pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-3 hijriyah. Ia wafat pada tahun 333 H/944 M. Gurunya dalam bidang fiqih dan teologi yang bernama Nasyr bin Yahya Al-Balakhi, ia wafat pada tahun 268 H. Al-Maturidi sebagai pendiri aliran Al-Maturidiyah, adalah seorang ahli fiqih madzhab Hanafi.[6]

Maturidiyah adalah aliran kalam yang dinisbatkan kepada Abu Mansur al-Maturidi yang berpijak kepada penggunaan argumentasi dan dalil aqli kalami dalam membantah penyelisihnya seperti Mu’tazilah, Jahmiyah dan lain-lain untuk menetapkan hakikat agama dan akidah Islamiyyah.

Sisi Positif Maturidiyah

- Aliran Maturidiyah, baik Samarkand maupun Bukhara, sepakat bahwa pelaku dosa masih tetap sebagai mukmin karena adanya keimanan dalam dirinya. Adapun balasan yang diperolehnya kelak di akhirat adalah tergantung apa yang dilakukannya di dunia.

- Jika pelaku dosa besar meninggal sebelum bertoban, maka semuanya diserahkan kepada Allah SWT, jika menghendaki pelaku dosa besar itu diampuni, maka akan dimasukkan ke dalam neraka, tapi tak kekal di dalamnya.

Sisi Negatif Maturidiyah:

- Dimana iman sebagai suatu kepercayaan dalam hati, sedangkan pernyataan lisan dan amal perbuatan hanya sebagai pelengkap saja.

6. AHMADIYAH

Menurut Ahmadiyah, Ahmadiyah adalah sebutan ringkas dari Jemaat Ahmadiyah. Jemaat berarti .kumpulan individu yang bersatu padu dan bekerja untuk program bersama (Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, 1985:27). Ahmadiyah adalah nama dari Islam (Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, 1985:12). Jadi Jemaat Ahmadiyah merupakan kumpulan orang-orang Islam yang bersatu padu dan bekerja untuk suatu program, yaitu Islam.

Faktor yang menjadi latar belakang berdirinya Jemaat Ahmadiyah menurut Ahmadiyah adalah keadaan dunia menjelang lahirnya Ahmadiyah diliputi berbagai keburukan, immoralitas dan mementingkan urusan keduniawian dari pada agama. Selain itu kerena di dunia pada waktu itu tidak ada yang dapat disebut satu jemaat Islam (Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, 1985:31, 32, dan 41).

Tujuan Ahmadiyah didirikan adalah untuk memperbaiki kehidupan agama orang-orang Islam dan mempersatukan umat Islam (Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, 1985:33-34). Tujuan tersebut sejalan dengan tugas yang oleh Mirza Ghulam Ahmad dikatakan atas wahyu yang diterimanya, yaitu menghidupkan agama dan menegakkan syari’at Islam.[7]

Sisi Positif Ahmadiyah:

- Menurut saya, Ahmadiyah tidak mempunyai sisi positifnya

Sisi Negatif Ahmadiyah:

- Tentang Kitab Suci Samawi

Menurut keyakinan (keimanan) orang Ahmadiyah, bahwa jumlah Kitab Suci yang diturunkan Allah ada 5 buah, yaitu:

a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa,

b. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud,

c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa,

d. Kitab Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW., dan

e. Kitab Tadzkirah diturunkan kepada Nabi Mirza Ghulam Ahmad (dari India).

- Tentang Jumlah Para Nabi

Kalau dalam keyakinan umat Islam bahwa jumlah nabi dan Rasul wajib diketahui(dipercayai) adalah 25 orang (yaitu dari Nabi Adam as. sampai dengan nabi Muhammad SAW., sebagai nabi Akhirul Zaman)

Tetapi dalam keyakinan (keimanan) orang Ahmadiyah bahwa jumlah Nabi dan Rasul yang wajib dipercayai haus 26 orang, yaitu setelah Nabi Muhammad SAW masih ada lagi Nab, yaitu Nabi Mirza Ghulam Ahmad dari India (Nabinya orang Ahmadiyah).

Barang siapa yang tidak percaya kepada Nab Mirza Ghulam Ahmad adalah kafir mutlak.

- Menurut Ahmadiyah Qadiam bahwa kenabian itu berlangsung terus menerus hingga hari kiamat. Amadilla Sangay tidak setuju kepada pendapat, bahwa estela Nabi Muhammad SAW tidak ada nabi lagi. Menurut amadiyah qadiyan, bahwa nabi muhammad saw merupakan nabi penutup yang membawa syari’at. Dengan demikian tetap terbuka diutusnya nabi yang tidak membawa syari’at setelah nabi muhammada saw atau dengan perkataan lain sesudah pengangkatan nabi muhammad saw sebagai nabi, tuhan tetap mengangkat terus nabi-nabi. Bagi Ahmadiyah qadian masalah kenabian itu tidak terbatas waktu kedatangannya, karena akan berlangsung terus-menerus sesudah nabi muhammad saw.[8]

- Kitab “Suci” Ahmadiyah Tadzkirah, dimana semua ayat yang terdapat dalam kitab tersebut merupakan bajakan dari ayat di dalam al-Qu’ran.

7. JABARIYAH

Kata "Jabariyah" berasal dari kata bahasa arab "Jabara" yang artinya memaksa. Dan yang dimaksud adalah suatu golongan atau aliran atau kelompok yang berfaham bahwa semua perbuatan manusia bukan atas kehendak sendiri, namun ditentukan oleh Allah SWT. Dalam arti bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia baik perbuatan buruk, jahat dan baik semuanya telah ditentukan oleh Allah SWT dan bukan atas kehendak atau adanya campur tangan manusia.[9]

Sisi Positif Jabariyah:

- Tuhan menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik. Tetapi manusia mempunyai peranan di dalamnya. Tenaga yang diciptakan dalam diri manusia mempunyai efek untuk mewujudkan perbuatannya. Inilah yang dimaksud dengan kasab. Menurut paham kasab, manusia tidaklah majbur (dipaksa oleh Tuhan), tidak seperti wayang yang dimainkan oleh dalang dan tidak pula menjadi pencipta perbuatan, tetapi manusia memperoleh perbuatan yang diciptakan Tuhan.[10]

Sisi Negatif Jabariyah:

- Segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Misalnya, kalau seseorang mencuri, perbuatan mencuri itu bukanlah terjadi atas kehendak sendiri, tetapi perbuatan mencuri itu timbul karena qada dan qadar Tuhan yang menghendaki demikian.[11]


[1] Azariqah adalah golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan al-Muhakkimah hancur.

[2] Golongan Murji’ah Moderat

[3] Golongan Murji’ah ekstrim

[4] Zat disini dipakai bukan dalam arti yang dikenal di dalam bahasa Indonesia yaitu benda materi, tetapi dalam arti aslinya yang dipakai di dalam bahasa Arab, yaitu esensi.

[5] Abu Mansur memiliki kedudukan tinggi di kalangan para pengikut Maturidiyah sehingga mereka menjulukinya dengan “Imam al-Huda dan Imam al-Mutakallimin”.

[6] Hasan Tholhah Muhammad, Aswaja Dalam Persepsi Tradisi UN, Jakarta: 25.

[7] Djamaluddin Amin M., Ahmadiyah dan Pembajakan Al-qur’an, Jakarta: LPPI, 2005, hlm. 195.

[8] Djamaluddin Amin M., Ahmadiyah dan Pembajakan Al-qur’an, Jakarta: LPPI, 2005, hlm 72-76.

[9] Harun Nasation, Teologi islam, Aliran-Aliran Sejarah Analisis Perbandingan, UI.Press, cet ke 5. Jakarta. 1986, hlm. 31.

[10] Pendapat Jabariyah Moderat

[11] Pendapat Jabariyah Ekstrim